Skip to main content

Analisis Perlindungan Hak-Hak Masyarakat Adat

  1.     Analisis Perlindungan Hak-Hak Masyarakat Adat Jelaskan bagaimana hak-hak masyarakat adat diakui dan dilindungi oleh hukum Indonesia. Apa saja ketentuan hukum yang melibatkan partisipasi masyarakat adat dalam pengelolaan sumber daya alam dan perlindungan lingkungan? Jawab: Hak-hak masyarakat adat diakui dan dilindungi oleh hukum Indonesia melalui: a.     Konstitusi Pasal 18B ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 menyatakan bahwa negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisionalnya. b.     Undang-undang Pemerintah telah mengeluarkan berbagai undang-undang dan peraturan yang mengatur hukum adat, seperti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA). c.     Pengadilan adat Beberapa wilayah di Indonesia memiliki pengadilan adat atau lembaga hukum adat yang ditunjuk oleh pemerintah. d.     Reformasi hukum...

Bagaimana perbedaan serta pengaruhnya setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi terhadap Pasal 186, 137, dan 138 terkait mogok kerja dengan perkembangan hukum ketenagakerjaan di masa sekarang ? sertakan alasan hukumnya.

 

bagaimana perbedaan serta pengaruhnya setelah adanya  putusan Mahkamah Konstitusi terhadap Pasal 186, 137, dan 138 terkait mogok kerja dengan perkembangan hukum ketenagakerjaan di masa sekarang ? sertakan alasan hukumnya.

Jawab:

 

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap Pasal 186, 137, dan 138 terkait mogok kerja memiliki perbedaan dan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan hukum ketenagakerjaan di masa sekarang. Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan dan pengaruhnya:

 

Perbedaan Setelah Putusan MK

1.    Pada Pasal 186, Sebelum putusan MK, Pasal 186 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mengatur bahwa mogok kerja harus dilakukan oleh serikat pekerja yang terdaftar secara sah. Namun setelah putusan MK, persyaratan ini dihapuskan sehingga mogok kerja dapat dilakukan oleh serikat pekerja sekalipun yang tidak terdaftar secara sah.

2.    Pasal 137, Sebelum putusan MK, Pasal 137 mengatur bahwa mogok kerja hanya dapat dilakukan setelah upaya mediasi dan arbitrase gagal. tetapi setelah putusan MK, persyaratan ini dihapuskan sehingga serikat pekerja dapat langsung melakukan mogok kerja tanpa harus melalui proses mediasi dan arbitrase terlebih dahulu.

3.    Pasal 138, Sebelum putusan MK, Pasal 138 mengatur bahwa mogok kerja hanya dapat dilakukan jika ada perselisihan hubungan industrial yang belum diselesaikan. Akan tetapi setelah putusan MK, persyaratan ini dihapuskan sehingga serikat pekerja dapat melakukan mogok kerja tanpa harus menunggu adanya perselisihan hubungan industrial.

 

Pengaruh Putusan MK

1.    Peningkatan Hak Serikat Pekerja

Putusan MK memberikan pengaruh positif terhadap hak serikat pekerja dalam melakukan mogok kerja. Dengan menghapuskan persyaratan yang membatasi mogok kerja, serikat pekerja memiliki kebebasan yang lebih besar untuk melaksanakan hak mogok kerja.

2.    Peningkatan Perlindungan Pekerja

Putusan MK juga memberikan pengaruh positif terhadap perlindungan pekerja. Dengan menghapuskan persyaratan yang membatasi mogok kerja, pekerja memiliki kebebasan yang lebih besar untuk memperjuangkan hak-hak mereka melalui mogok kerja.

3.    Perubahan Dinamika Hubungan Industrial

Putusan MK mengubah dinamika hubungan industrial dengan menghilangkan persyaratan yang membatasi mogok kerja. Hal ini dapat mempengaruhi taktik dan strategi yang digunakan oleh serikat pekerja dan pengusaha dalam menyelesaikan perselisihan hubungan industrial.

 

Putusan MK didasarkan pada prinsip-prinsip konstitusional yang melindungi hak-hak konstitusional pekerja dan serikat pekerja. MK berpendapat bahwa persyaratan yang membatasi mogok kerja bertentangan dengan hak konstitusional pekerja untuk melakukan mogok kerja sebagai bentuk perjuangan dan perlindungan hak-hak mereka.

 

Dalam putusannya, MK juga mempertimbangkan prinsip-prinsip hukum ketenagakerjaan yang mengakui pentingnya kebebasan berserikat dan berunding serta perlindungan hak-hak pekerja. Dengan menghapuskan persyaratan yang membatasi mogok kerja, MK berupaya memperkuat perlindungan hukum bagi pekerja dan serikat pekerja dalam melaksanakan hak-hak mereka.

 

Namun, perlu diingat bahwa pengaruh putusan MK terhadap perkembangan hukum ketenagakerjaan tidak hanya terbatas pada perubahan Pasal 186, 137, dan 138. Putusan MK juga dapat mempengaruhi interpretasi dan implementasi hukum ketenagakerjaan secara lebih luas, serta memicu perubahan dan perbaikan dalam regulasi ketenagakerjaan di masa depan.

 

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 012/PUU-I/2003

Asri Wijanti, 2014, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Sinar Grafika, Jakarta.

Comments

Popular posts from this blog

SISTEM PENGGAJIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap organisasi khususnya perusahaan memerlukan data yang bersifat riil dari setiap tingkatan manajemennya. Data tersebut disusun dan dikelola dalam sebuah sistem informasi. Salah satu sistem informasi terpenting pada perusahaan adalah Sistem Informasi Sumber Daya Manusia/Human Resourches Information System (SISDM/HRIS). Setiap perusahaan besar pastilah memiliki sistem informasi sumber daya manusia (human resource information system) dan juga Sistem Penggajiannya. Sistem sumber daya manusia membantu bisnis dalam mengembangkan susunan kebutuhan kepegawaian, mengidentifikasi potensi- potensi karyawan baru, menyimpan arsip karyawan, menjejaki pelatihan, keterampilan, dan prestasi kerja karyawan, dan membantu para manajer mengembangkan rencana yang sesuai dengan kompensasi dan pengembangan karir karyawan. Sistem perusahaan dapat membantu bisnis untuk mengkoordinasi susunan kepegawaian mereka dengan aktivitas produksi dan penjualan dan sumber...

Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Konsep dasar metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah mencari hasil terbaik dari proses normalisasi sesuai dengan persamaan (rumus) Simple Additive Weighting (SAW) dengan kriteria yang ada pada setiap alternatif untuk ditentukan alternatif terbaik. Persamaan (rumus) untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut :   Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternative A 1 pada atribut C j ; i=1,2,……,m dan j=1,2,……,n. nilai preferensi untuk setiap alternatif (V i ) diberikan sebagai : Keterangan : Vi        = rangking setiap alternatif. Wj       = nilai bobot dari setiap kriteria Rij        = nilai rating kinerja ternormalisasi Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.     Kelebihan dari   Metode SAW 1.       Menentukan nilai bobot untuk setiap atribut ...

MODEL-MODEL-PENGEMBANGAN-PERANGKAT-LUNAK

MODEL-MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG Pengembangan sistem informasi dalam kurun waktu kini sungguh sangat pesat. Di hampir setiap perusahaan selalu melakukan perbaikan, inovasi, dan evaluasi terhadap sistem informasi yang ada di dalam perusahaan tersebut, agar selalu mendukung bisnis-bisnis yang mereka jalankan.Dengan memanfaatkan kemampuan dari sistem informasi, diharapkan perkembangan bisnis semakin maju dan dapat menaikkan pendapatan dari perusahaan. Pengembangan perangkat lunak dapat diartikan sebagai proses membuat suatu perangkat lunak baru untuk menggantikan perangkat lunak lama secara keseluruhan atau memperbaiki perangkat lunak yang telah ada. Agar lebih cepat dan tepat dalam mendeskripsikan solusi dan mengembangkan perangkat lunak, juga hasilnya mudah dikembangkan dan dipelihara, maka pengembangan perangkat lunak memerlukan suatu metodologi khusus. Metodologi pengembangan perangkat ...