Kecenderungan paradigma perlindungan lingkungan hidup pada masyarakat modern dengan ditopang perkembangan dunia digital!
Kecenderungan paradigma
perlindungan lingkungan hidup pada masyarakat modern dengan ditopang
perkembangan dunia digital!
Jawab:
Perlindungan lingkungan hidup
di masyarakat modern terutama dengan kemajuan teknologi digital yang menawarkan
berbagai solusi inovatif dan adaptif. Paradigma ini mencerminkan kesadaran
kolektif untuk menjaga keberlanjutan ekosistem sambil memanfaatkan potensi yang
ditawarkan oleh teknologi.
Dampak Positif Perkembangan
Dunia digital
1.
Peningkatan
Kesadaran dan Akses Informasi
Media sosial dan internet
telah menjadi wadah penyebaran informasi mengenai isu lingkungan, kampanye
konservasi, dan dampak perubahan iklim. Dokumenter lingkungan yang diakses
secara luas melalui platform streaming, aplikasi pelacakan jejak karbon
pribadi, dan berita real-time tentang bencana alam telah meningkatkan kesadaran
publik secara signifikan. Organisasi lingkungan hidup memanfaatkan media
digital untuk mengkampanyekan isu-isu lingkungan dan memobilisasi dukungan
publik.
2.
Partisipasi
Publik yang Lebih Aktif
Dunia digital memfasilitasi
partisipasi publik dalam perlindungan lingkungan melalui petisi online,
kampanye crowdfunding untuk proyek-proyek lingkungan, dan platform citizen
science yang memungkinkan warga negara untuk berkontribusi dalam pengumpulan
dan analisis data lingkungan. Media sosial juga memungkinkan terbentuknya
komunitas online yang peduli lingkungan, memfasilitasi kolaborasi dan aksi
kolektif. Contohnya, penggunaan media sosial untuk mengorganisir aksi protes
terhadap proyek-proyek yang merusak lingkungan.
Dampak Negativ Perkembangan
Dunia digital
1.
Tantangan
Digital Divide dan Penyalahgunaan Teknologi
Akses yang tidak merata
terhadap teknologi informasi dan digital literacy yang rendah dapat menciptakan
digital divide, mengakibatkan ketidaksetaraan dalam akses informasi dan
partisipasi dalam isu lingkungan. Penyebaran informasi yang salah
(misinformation) dan disinformasi (disinformation) mengenai isu lingkungan di
media sosial dapat menghambat upaya perlindungan lingkungan dan bahkan memicu
konflik sosial. Penggunaan teknologi yang tidak berkelanjutan, seperti produksi
perangkat elektronik yang boros energi dan limbah elektronik yang tidak
terkelola, juga menjadi tantangan baru.
2.
Jejak
Karbon Teknologi Digital
Semua teknologi digital tentu
membutuhkan energi dalam proses produksi hingga saat digunakan. Namun, beberapa
hal dianggap meninggalkan jejak karbon secara signifikan, yaitu:
a.
Data
Center (Pusat Data)
Data center, atau pusat data, sering digambarkan sebagai
tulang punggung ekonomi digital. Namun ternyata data center merupakan
kontributor terbesar dalam meningkatnya jejak karbon teknologi digital. Sebab,
data center menampung server dan peralatan jaringan yang memerlukan energi
besar supaya bisa beroperasi dengan optimal. Ditambah lagi dengan pertumbuhan
permintaan untuk menyimpan dan memproses data yang juga besar, sehingga emisi
karbonnya juga meningkat terus.
b.
Cloud
Computing (Komputasi Awan)
Cloud computing, atau komputasi awan, adalah infrastruktur
komputasi modern yang menawarkan skalabilitas dan fleksibilitas. Dengan cloud
computing, kita bisa menggunakan jaringan data center yang luas, namun
melipatgandakan konsumsi energi juga. Saat ini, semakin banyak bisnis dan
individu yang migrasi menggunakan cloud untuk kebutuhan komputasi yang tentunya
berdampak pada lingkungan.
c.
Manufaktur
dan Limbah
Selain itu, seluruh siklus perangkat digital juga turut
berkontribusi terhadap meningkatnya jejak karbon. Mulai dari proses manufaktur
seperti ekstraksi bahan mentah, transportasi, sampai dengan pembuangannya.
Banyaknya update perangkat baru juga cenderung membuat konsumen sering berganti
dan menambah limbah elektronik.
d.
Konsumsi
Energi Saat Pemakaian
Saat
memakai perangkat, tentu akan ada konsumsi energi yang berdampak pada
lingkungan. Mulai dari saat mengoperasikannya hingga ketika menambah daya atau
charging. Walaupun begitu, kini sudah mulai banyak kemajuan yang mengutamakan
efisiensi energi, lho!
Perkembangan dunia digital
telah membawa dampak yang signifikan terhadap paradigma perlindungan lingkungan
hidup di masyarakat modern. Meskipun telah meningkatkan kesadaran, akses
informasi, dan partisipasi publik, tantangan seperti digital divide dan potensi
penyalahgunaan teknologi perlu diatasi untuk memastikan bahwa teknologi digital
benar-benar berkontribusi pada upaya perlindungan lingkungan yang inklusif dan
efektif. Pentingnya literasi digital dan kebijakan yang tepat untuk mengatur
penggunaan teknologi dalam konteks lingkungan hidup menjadi krusial untuk
mencapai tujuan tersebut.
Adji Samekto, 2024, Hukum
Lingkungan Edisi 2, Universitas Terbuka, Tangerang Selatan
Undang-undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja. UU ini mengubah beberapa konsep dalam UU Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH);
Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
https://www.dbs.id/digibank/id/id/articles/dampak-teknologi-digital-terhadap-lingkungan-cara-mengurangi-bahayanya
Comments
Post a Comment